Impotensi merupakan gejala negatif
secara seksual yang dialami oleh laki-laki. Secara umum dapat dikatakan,
seorang laki-laki tidak mengalami ereksi ketika hendak melakukan hubungan seks
dengan pasangannya. Hal ini bisa
terjadi akibat beberapa hal seperti:
1. Kelainan pada pembuluh darah merupakan salah
satu alasan seorang pria mengalami impotensi. Dengan terhalangnya aliran darah,
maka penis tidak bisa ereksi atau tegak. Penyakit pembuluh darah yang umum
terjadi adalah aterosklerosis. Bisa
juga masalah ini terjadi akibat pembekuan darah maupun akibat pembedahan yang
menyebabkan terganggunya aliran darah arteri ke penis.
2. Kelainan pada sistem syaraf dari dan ke penis
sebagai salah satu alasan impotensi pria. Hal ini terjadi akibat beberapa hal
seperti diabetes melitus, sklerosis multiple, Stroke, obat-obatan, alkohol, penyakit
tulang belakang bagian bawah, serta akibat pembedahan rektum atau prostat.
3. Pengaruh obat-obatan. Data menunjukan bahwa
obat-obatan merupakan salah satu penyumbang sekitar 25% terjadinya impotensi.
Kasus ini terjadi paling umum pada pria usia lanjut yang banyak mengkonsumsi
obat-obatan. Obat-obat yang perlu diwaspadai menjadi penyebab impotensi adalah
anti-hipertensi, anti-psikosa, anti-depresi, obat penenang, simetidin, dan
litium.
4. Kelainan pada penis. Gejala fisik dari bentuk,
ukuran dan faktor kelain lain dari penis itu sendiri. Bisa terjadi karena
adanya lecet, luka atau masalah fisik lain. Faktor lain dari kelainan pada
penis adalah rendahnya kadar hormon testosteron. Tetapi penurunan kadar hormon
lebih sering menyebabkan penurunan gairah seksual (libido).
5. Masalah psikologis yang mempengaruhi gairah
seksual. Seperti depresi, kecemasan, perasaan bersalah, perasaan takut akan
keintiman, serta kebimbangan tentang jenis kelamin. Gejala psikologis umumnya
dialami oleh pria berusia muda.
6. Masalah usia. Kita semua tahu bahwa di usia
lanjut banyak penyakit yang menyerang tubuh kita. Penyakit-penyakit yang
diderita tersebut sebagai salah satu pemicu terjadinya impotensi. Data hasil
penelitian menunjukan bahwa sekitar 50% dari pria berusia 65 tahun dan 75% dari
yang berusia 80 tahun mengalami masalah impotensi.
Diagnosis dilakukan berdasarkan
gejalanya. Untuk mencari adanya perubahan cirri seksual pria adalah dengan cara
pemeriksaan fisik, misalnya payudara, testis dan ukuran penis, serta perubahan
pada rambut, suara maupun kulit. Berikutnya, melakukan pengukuran tekanan darah
di tungkai. Hal itu dilakukan agar dapat diketahui adanya kelainan pada arteri
di panggul dan selangkangan (yang memasok darah ke penis) atau tidak. Pemeriksaan
darah secara lengkap, seperti gula darah untuk diabetes, pemeriksaan kadar TSH,
dan USG penis merupakan pemeriksaan lain yang perlu dilakukan untuk mengetahui
penyebab impotensi.
Setelah dikatehui gejalanya,
selanjutnya penanganan terhadap penyakit ini. Sehingga penis dapat berfungsi
kembali secara normal. Pengaturan nutrisi merupakan cara dalam pengobatan
penyakit ini. Asupan makanan yang banyak mengandung calcium I, zinc, cordyceps, beneficial dan vitality.
Selain itu, diobati tanpa pembedahan
namun dengan melihat latar belakang dan penyebabnya. Kemudian, latihan-latihan
terutama bagi penderita akibat masalah psikis, dengan melakukan teknik
pemusatan sensasi 3 tahap. Teknik ini guna mendorong hubungan seks dan
kehangatan emosional di antara kedua pasangan.
Adapun langkah-langkah pelatihan meliputi:
Langkah
I : Saling
bercumbu dengan berkonsentrasi untuk saling membangkitkan gairah tanpa
menyentuh daerah kemaluan.
Langkah
II : Menyentuh
daerah erotis dengan menahan diri untuk belum melakukan hubungan seks.
Langkah
III : Berhubungan
seks.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar