Pada umumnya, perawatan kesehatan
organ reproduksi pria hampir sama dengan perawatan organ reproduksi wanita,
diawali dengan menjaga kebersihan secara umum. Berikut tips untuk menjaga
kebersihan penis:
1
Cucilah
penis dengan air dan sabun lembut minimal sehari sekali. Kalau tidak disunat,
harus lebih teliti dalam membersihkan daerah kelamin. Karena, pada penis yang
tidak disunat, masih ada kulit yang menutupi sebagian kepala penis, disebut
kulup (foreskin). Sehingga kelenjar-kelenjar di balik kulit ini setiap
hari menghasilkan smegma, suatu zat berwarna putih dan agak lengket.
Bila tidak dibersihkan, smegma akan membusuk, bercampur keringat dan
bakteri, sehingga menimbulkan bau tak sedap serta dapat menimbulkan infeksi.
Untuk membersihkannya, tariklah kulup ke arah belakang, dan cuci bersih
permukaan kepala penis dan juga kulit serta
lipatan-lipatannya.
2
Sesudah
dicuci, penis dikeringkan dulu dengan handuk atau lap sebelum memakai celana
kembali. Hal ini penting untuk mencegah timbulnya jamur yang menimbulkan rasa
gatal di sekitar alat kelamin, karena jamur sangat mudah tumbuh di daerah yang
lembab.
Selanjutnya, yang perlu Anda
perhatikan dalam perawatan penis adalah memilih dan mengenakan celana dalam
yang terbuat dari katun, karena bahan ini menyerap keringat sehingga daerah
kelamin tak kepanasan dan lembab. Hindari memakai celana dalam dan luar yang
terlalu ketat, karena selain membuat peredaran darah tidak lancar juga akan
membuat penis dan testis kita kepanasan. Panas berlebihan, yang disebabkan oleh
suhu udara, keringat, dan pakaian yang terlalu ketat, akan menurunkan kualitas
sperma sehingga menurunkan kemampuannya untuk membuahi sel telur. Mengganti celana
dalam minimal 2 kali sehari.
Pemeriksaan testis dapat dilakukan
sendiri. Hal itu untuk memastikan tidak ada benjolan atau gumpalan yang bisa
jadi merupakan tanda-tanda awal kanker testis. Kanker testis merupakan kanker
yang sering terjadi pada pria berusia 25 - 30 tahun, dan dapat menyebar ke
bagian tubuh yang lain. Karena itu, amat penting untuk mendeteksinya sejak dini
sehingga dapat diobati sebelum lebih parah. Pemeriksaan testis dilakukan dengan
cara:
1
Sebelum
pemeriksaan, mandilah dengan air hangat, untuk membuat kulit skrotum relaks dan
lunak.
2
Kenalilah
bentuk, ukuran, dan berat testis kita.
3
Dengan
menggunakan kedua belah tangan, pegang dan balikkan/gulingkan masing-masing
testis.
4
Kenali
adanya epididymis, yaitu semacam struktur berbentuk seperti tali tambang
yang ada di atas dan di belakang masing-masing testis. Hal ini sangat normal.
5
Waspadai
adanya benjolan kecil di bawah kulit, di bagian depan atau sepanjang testis.
Benjolan ini mungkin sebesar butiran beras atau kacang.
6
Lakukan/ulangi
pemeriksaan pada tanggal yang sama setiap bulan. Bila ada pembengkakan atau
benjolan, segera periksa ke dokter.
Hal-hal
yang harus segera diwaspadai adalah bila kamu menemukan salah satu testis
membengkak atau terasa lebih berat dari biasanya, dada (buah dada) membesar dan
terasa lunak, timbul luka yang tak kunjung sembuh, ada benjolan kecil pada
testis.
Bila terjadi
demikian, segera memeriksakan diri ke dokter umum. Bila dalam pemeriksaaan ini
ada ketidaknormalan di sekitar alat kelamin, namun dokter tidak dapt
mendiagnosanya, ia akan merujuk ke dokter spesialis urology atau klinik
kesehatan seksual. Pemeriksaan dapat dilakukan secara rutin setahun sekali.
Selain itu, bila penis Anda mengalami luka, lecet, ruam, kutil di daerah
testis, terasa gatal terus-menerus, dan saluran kencing mengeluarkan cairan
yang tak biasa (uretra), sebaiknya segera
periksa ke dokter.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar