Mulai
sekarang, sebaiknya kita memperlakukan air dengan baik, dan menggunakannya
sebagaimana mestinya. Sebagaimana telah kita ketahui, banyak manfaat yang
terkandung dalam air bagi kehidupan kita. Oleh karena itu, jangan sampai kita
menyia-nyiakan air begitu saja. Sebaliknya, kita harus menjaga dan melestarikan
sumber-sumber mata air, seperti hutan lindung, sungai, danau, laut dan
serapan-serapan air lainnya.
Tidak
bisa dibayangkan, apabila di dunia ini tanpa adanya air seperti halnya di
bulan, yang sama sekali tidak ada oksigen dan kehidupan. Tidak perlu jauh-jauh
menerawang permasalahan di bulan. Di kota-kota besar, air bersih merupakan
permasalahan tersendiri yang dihadapi oleh masyarakat kota. Sehingga, air menjadi kebutuhan yang
harus dibayar dengan harga mahal.
Ketika
musim hujan datang maka terjadilah banjir di mana-mana. Itu terjadi karena
drainase dan serapan sudah semakin sempit, bahkan tidak ada lagi. Sampah-sampah
yang dibuang sembarangan, dan gedung-gedung pencakar langit merupakan salah
satu faktor penyebab terjadinya banjir. Semuanya itu berawal dari diri kita
yang tidak memperlakukan air dengan baik, hanya mengejar kepuasan diri sendiri.
Selain
itu, air juga sangat sensitif. Air akan merespons kata-kata yang kita ucapkan.
Apabila kita mengucapkan kata-kata yang positif kepada air, seperti berdoa,
maka dari doa tersebut akan keluar energi yang dapat mengubah kualitas air.
Mengucapkan doa melalui air, berarti kita memberikan energi positif kepada air.
Kemudian, air tersebut akan menjawab doa-doa itu dengan kekuatan yang dimiliki.
Hal
tersebut dibuktikan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Emoto tentang
perilaku air. Dari hasil penelitiannya, ia menyimpulkan bahwa air akan
merespons kata-kata positif dengan membentuk kristal yang indah. Jika air ingin
menunjukkan perasaan senang, kristalnya akan merekah seperti bunga. Sebaliknya,
jika air diperlihatkan kata-kata negatif, ia tidak akan membentuk kristal.
Salah
satu contoh penelitiannya adalah ketika kata “bahagia” dihadapkan kepada air
maka air tersebut akan membentuk kristal dengan ukuran seimbang yang sangat
indah seperti potongan permata. Sebaliknya, air yang diperlihatkan kata “tidak
bahagia” akan menghasilkan pecahan kristal dengan ukuran yang tidak seimbang.
Tampaknya, air yang diperlihatkan kata “tidak bahagia” telah berusaha keras
untuk membentuk kristal, namun ia kehabisan tenaga karena kebahagiaan
menghilang dari air tersebut.
Ketika kata “bahagia” dihadapkan kepada air maka air akan
membentuk kristal dengan ukuran seimbang yang sangat indah seperti potongan
permata. Sebaliknya, air yang diperlihatkan kata “tidak bahagia” akan
menghasilkan pecahan kristal dengan ukuran yang tidak seimbang.
Emoto
juga pernah melakukan penelitian di Pulau Honshu,
dengan mendoakan air murni dari mata air berdasarkan agama Shinto. Lalu, air
tersebut didinginkan hingga mencapai -5 oC di laboratorium.
Kemudian, air yang sama difoto menggunakan mikroskop elektron dengan kamera
berkecepatan tinggi. Ternyata, molekul air tersebut membentuk kristal segi enam
yang indah.
Penelitian
tersebut berlanjut, di mana air tersebut dilakukan Percobaan kembali dengan
membacakan kata “arigato” (bahasa Jepang = terima kasih) di depan botol yang
berisi air tersebut. Dan, hasilnya membuktikan bahwa air tersebut membentuk
sebuah kristal yang sangat indah. Emoto belum begit yakin atas hasil
penelitiannya. Lalu, ia mencoba lagi dengan kata-kata yang sama (tulisan
“arigato”), bedanya dalam percobaan ini ia tidak mengucapkan tetapi menulis
kata tersebut. Kata tersebut ditulisnya dengan tulisan huruf Jepang. Hasilnya,
air tersebut membentuk kristal dengan keindahan yang sama. Semakin penasaan
terhadap penelitiannya. Kemudian, ia menunjukan tulisan kata “setan”, kristal tersebut
berubah bentuk menjadi buruk. Percobaannya berlanjut dengan memutarkan musik Symphony
Mozart. Pada saat musik tersebut diperdengarkan, kristal muncul dengan
bentuk bunga. Tetapi, ketika musik heavy metal diperdengarkan, kristal
tersebut hancur.
Dalam
salah satu penelitiannya, ia mencoba melibatkan banyak orang, yaitu sekitar 500
orang. Orang-orang tersebut berkonsentrasi memusatkan pesan “peace” (damai)
di depan sebotol air. Setelah diteliti ternyata hasilnya menunjukan bahwa air
tersebut membentuk kristal air yang mengembang bercabang-cabang dengan indah.
Dan, ketika dibacakan doa Islam, kristal persegi enam dengan lima cabang daun muncul berkilauan.
Setelah
berhasil melakukan penelitian di negaranya, Jepang, Emoto memutuskan
berkeliling dunia untuk memperkuat temuannya. Ia melakukan percobaan terhadap
air di beberapa negara, yaitu Swiss, Berlin,
Prancis, dan Palestina.
Karena
penelitian yang dilakukannya merupakan hal yang baru di dunia ilmu pengetahuan,
pada Maret 2005, Emoto diundang ke markas besar PBB di New York untuk mempresentasikan hasil temuannya.
Dan, di sana ia menjelaskan bahwa air bisa “mendengar” kata-kata, “membaca”
tulisan, dan “mengerti” pesan.
Dari
hasil penelitian Emoto tersebut tidaklah heran jika apa yang kita ucapkan,
lakukan, dan perasaan kita sendiri dapat memberikan efek pada tubuh kita.
Tidaklah heran juga, jika akhir-akhir ini banyak sekali hak asasi yang
dilanggar atau kejahatan-kejahatan yang terjadi di tengah-tengah kita, seperti
banyak terjadinya pembunuhan, bunuh diri, pemerkosaan, dan banyak lagi
pelanggaran-pelanggaran yang menimbukan kerugian, baik bagi dirinya maupun bagi
orang lain.
Kenapa
demikian? Cairan yang berada di dalam tubuh akan merespon apa yang diucapkan,
dilakukan, dan dirasakan seseorang. Apabila ucapan, perbuatan, dan perasaannya
baik maka cairan yang ada dalam tubuh akan merespon dengan membentuk
kristal-kristal yang indah. Sedangkan bila apa yang diucapkan merupakan ucapan
buruk; apa yang dilakukan merupakan perbuatan jelek; dan apa yang dirasakan
merupakan perasaan negatif, maka cairan yang ada dalam tubuh akan kacau dan
tidak akan membentuk keristal. Hal itu dikarenakan air mampu mentrasnfer pesan
tersebut melalui molekul-molekul air yang lain. Semakin kuat konsentrasi pemberian
pesan, semakin dalam pesan tercetak di air.
Ini
membuktikan bahwa air benar-benar dapat memahami maksud dari pesan yang diberikan
kepadanya. Kemudian, informasi tersebut diterima dan dibawa ke dalam dirinya.
Saat pesan yang diberikan kepaanya membawa informasi pesan baik maka air akan
membentuk kristal. Sedangkan bila informasi tersebut membawa pesan buruk, air
akan berusaha membentuk kristal tetapi tidak mampu dalam membentuknya yang
akhirnya bentuknya kacau. Mungkin saja, air dapat merasakan perasaan orang yang
memberi pesan tersebut.
Barangkali,
temuan ini dapat menjawab teka-teki air putih yang didoakan mampu menyembuhkan
orang yang sedang sakit. Meski sudah dipraktikkan sejak ribuan tahun yang
silam, temuan tersebut membangunkan kembali kesadaran umat manusia tentang
keajaiban air. Dulu, kenyataan ini dianggap sebagai perbuatan yang syirik, atau
kita menangkapnya sebagai sugesti. Tetapi sekarang, ternyata molekul air dapat
menangkap pesan doa kesembuhan, menyimpannya, lalu vibrasinya merambat ke molekul
air lain yang ada di tubuh si sakit. Oleh karena itu, air tidak sekadar benda
mati. Air menyimpan kekuatan, memiliki daya rekam, daya penyembuh, dan
sifat-sifat menakjubkan lainnya yang menunggu disingkap oleh manusia.
Dalam
kitab agama samawi, air disebut sebagai sumber kehidupan. Seperti halnya dalam
agama Islam, sejak awal air digunakan untuk berwudhu sebelum shalat. Bahkan,
air zamzam yang selalu dikelilingi doa, mampu menyembuhkan semua penyakit. Di
Indonesia, air juga digunakan sebagai media penyembuhan oleh nenek moyang, dan
masih berlanjut hingga saat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar