Lowongan Kerja Freelance

Lowongan Kerja Freelance
Dibutuhkan karyawan freelance dengan sistim kerja online. Bagi Anda yang tertarik silahkan lihat info selengkapnya di http://lowongankerjaonlinefreelance.blogspot.com/

Kamis, 12 Januari 2012

Respon Air Terhadap Kata-Kata (Ucapan)


Mulai sekarang, sebaiknya kita memperlakukan air dengan baik, dan menggunakannya sebagaimana mestinya. Sebagaimana telah kita ketahui, banyak manfaat yang terkandung dalam air bagi kehidupan kita. Oleh karena itu, jangan sampai kita menyia-nyiakan air begitu saja. Sebaliknya, kita harus menjaga dan melestarikan sumber-sumber mata air, seperti hutan lindung, sungai, danau, laut dan serapan-serapan air lainnya.

Tidak bisa dibayangkan, apabila di dunia ini tanpa adanya air seperti halnya di bulan, yang sama sekali tidak ada oksigen dan kehidupan. Tidak perlu jauh-jauh menerawang permasalahan di bulan. Di kota-kota besar, air bersih merupakan permasalahan tersendiri yang dihadapi oleh masyarakat kota. Sehingga, air menjadi kebutuhan yang harus dibayar dengan harga mahal.
Ketika musim hujan datang maka terjadilah banjir di mana-mana. Itu terjadi karena drainase dan serapan sudah semakin sempit, bahkan tidak ada lagi. Sampah-sampah yang dibuang sembarangan, dan gedung-gedung pencakar langit merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya banjir. Semuanya itu berawal dari diri kita yang tidak memperlakukan air dengan baik, hanya mengejar kepuasan diri sendiri.
Selain itu, air juga sangat sensitif. Air akan merespons kata-kata yang kita ucapkan. Apabila kita mengucapkan kata-kata yang positif kepada air, seperti berdoa, maka dari doa tersebut akan keluar energi yang dapat mengubah kualitas air. Mengucapkan doa melalui air, berarti kita memberikan energi positif kepada air. Kemudian, air tersebut akan menjawab doa-doa itu dengan kekuatan yang dimiliki.
Hal tersebut dibuktikan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Emoto tentang perilaku air. Dari hasil penelitiannya, ia menyimpulkan bahwa air akan merespons kata-kata positif dengan membentuk kristal yang indah. Jika air ingin menunjukkan perasaan senang, kristalnya akan merekah seperti bunga. Sebaliknya, jika air diperlihatkan kata-kata negatif, ia tidak akan membentuk kristal.
Salah satu contoh penelitiannya adalah ketika kata “bahagia” dihadapkan kepada air maka air tersebut akan membentuk kristal dengan ukuran seimbang yang sangat indah seperti potongan permata. Sebaliknya, air yang diperlihatkan kata “tidak bahagia” akan menghasilkan pecahan kristal dengan ukuran yang tidak seimbang. Tampaknya, air yang diperlihatkan kata “tidak bahagia” telah berusaha keras untuk membentuk kristal, namun ia kehabisan tenaga karena kebahagiaan menghilang dari air tersebut.
Ketika kata “bahagia” dihadapkan kepada air maka air akan membentuk kristal dengan ukuran seimbang yang sangat indah seperti potongan permata. Sebaliknya, air yang diperlihatkan kata “tidak bahagia” akan menghasilkan pecahan kristal dengan ukuran yang tidak seimbang.
Emoto juga pernah melakukan penelitian di Pulau Honshu, dengan mendoakan air murni dari mata air berdasarkan agama Shinto. Lalu, air tersebut didinginkan hingga mencapai -5 oC di laboratorium. Kemudian, air yang sama difoto menggunakan mikroskop elektron dengan kamera berkecepatan tinggi. Ternyata, molekul air tersebut membentuk kristal segi enam yang indah.
Penelitian tersebut berlanjut, di mana air tersebut dilakukan Percobaan kembali dengan membacakan kata “arigato” (bahasa Jepang = terima kasih) di depan botol yang berisi air tersebut. Dan, hasilnya membuktikan bahwa air tersebut membentuk sebuah kristal yang sangat indah. Emoto belum begit yakin atas hasil penelitiannya. Lalu, ia mencoba lagi dengan kata-kata yang sama (tulisan “arigato”), bedanya dalam percobaan ini ia tidak mengucapkan tetapi menulis kata tersebut. Kata tersebut ditulisnya dengan tulisan huruf Jepang. Hasilnya, air tersebut membentuk kristal dengan keindahan yang sama. Semakin penasaan terhadap penelitiannya. Kemudian, ia menunjukan tulisan kata “setan”, kristal tersebut berubah bentuk menjadi buruk. Percobaannya berlanjut dengan memutarkan musik Symphony Mozart. Pada saat musik tersebut diperdengarkan, kristal muncul dengan bentuk bunga. Tetapi, ketika musik heavy metal diperdengarkan, kristal tersebut hancur.
Dalam salah satu penelitiannya, ia mencoba melibatkan banyak orang, yaitu sekitar 500 orang. Orang-orang tersebut berkonsentrasi memusatkan pesan “peace” (damai) di depan sebotol air. Setelah diteliti ternyata hasilnya menunjukan bahwa air tersebut membentuk kristal air yang mengembang bercabang-cabang dengan indah. Dan, ketika dibacakan doa Islam, kristal persegi enam dengan lima cabang daun muncul berkilauan.
Setelah berhasil melakukan penelitian di negaranya, Jepang, Emoto memutuskan berkeliling dunia untuk memperkuat temuannya. Ia melakukan percobaan terhadap air di beberapa negara, yaitu Swiss, Berlin, Prancis, dan Palestina.
Karena penelitian yang dilakukannya merupakan hal yang baru di dunia ilmu pengetahuan, pada Maret 2005, Emoto diundang ke markas besar PBB di New York untuk mempresentasikan hasil temuannya. Dan, di sana ia menjelaskan bahwa air bisa “mendengar” kata-kata, “membaca” tulisan, dan “mengerti” pesan.
Dari hasil penelitian Emoto tersebut tidaklah heran jika apa yang kita ucapkan, lakukan, dan perasaan kita sendiri dapat memberikan efek pada tubuh kita. Tidaklah heran juga, jika akhir-akhir ini banyak sekali hak asasi yang dilanggar atau kejahatan-kejahatan yang terjadi di tengah-tengah kita, seperti banyak terjadinya pembunuhan, bunuh diri, pemerkosaan, dan banyak lagi pelanggaran-pelanggaran yang menimbukan kerugian, baik bagi dirinya maupun bagi orang lain.
Kenapa demikian? Cairan yang berada di dalam tubuh akan merespon apa yang diucapkan, dilakukan, dan dirasakan seseorang. Apabila ucapan, perbuatan, dan perasaannya baik maka cairan yang ada dalam tubuh akan merespon dengan membentuk kristal-kristal yang indah. Sedangkan bila apa yang diucapkan merupakan ucapan buruk; apa yang dilakukan merupakan perbuatan jelek; dan apa yang dirasakan merupakan perasaan negatif, maka cairan yang ada dalam tubuh akan kacau dan tidak akan membentuk keristal. Hal itu dikarenakan air mampu mentrasnfer pesan tersebut melalui molekul-molekul air yang lain. Semakin kuat konsentrasi pemberian pesan, semakin dalam pesan tercetak di air.
Ini membuktikan bahwa air benar-benar dapat memahami maksud dari pesan yang diberikan kepadanya. Kemudian, informasi tersebut diterima dan dibawa ke dalam dirinya. Saat pesan yang diberikan kepaanya membawa informasi pesan baik maka air akan membentuk kristal. Sedangkan bila informasi tersebut membawa pesan buruk, air akan berusaha membentuk kristal tetapi tidak mampu dalam membentuknya yang akhirnya bentuknya kacau. Mungkin saja, air dapat merasakan perasaan orang yang memberi pesan tersebut.
Barangkali, temuan ini dapat menjawab teka-teki air putih yang didoakan mampu menyembuhkan orang yang sedang sakit. Meski sudah dipraktikkan sejak ribuan tahun yang silam, temuan tersebut membangunkan kembali kesadaran umat manusia tentang keajaiban air. Dulu, kenyataan ini dianggap sebagai perbuatan yang syirik, atau kita menangkapnya sebagai sugesti. Tetapi sekarang, ternyata molekul air dapat menangkap pesan doa kesembuhan, menyimpannya, lalu vibrasinya merambat ke molekul air lain yang ada di tubuh si sakit. Oleh karena itu, air tidak sekadar benda mati. Air menyimpan kekuatan, memiliki daya rekam, daya penyembuh, dan sifat-sifat menakjubkan lainnya yang menunggu disingkap oleh manusia.
Dalam kitab agama samawi, air disebut sebagai sumber kehidupan. Seperti halnya dalam agama Islam, sejak awal air digunakan untuk berwudhu sebelum shalat. Bahkan, air zamzam yang selalu dikelilingi doa, mampu menyembuhkan semua penyakit. Di Indonesia, air juga digunakan sebagai media penyembuhan oleh nenek moyang, dan masih berlanjut hingga saat ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar