Stroke adalah serangan otak yang
timbul secara mendadak akibat tersumbat atau pecahnya pembuluh darah otak. Stroke merupakan salah satu penyebab kematian
terbesar saat ini. Jumlah penderita stroke terus meningkat
setiap tahunnya. Penyakit mematikan ini tidak hanya menyerang orang-orang yang
berusia tua, tetapi juga orang-orang
muda pada usia produktif. Stroke merupakan satu masalah
kesehatan paling serius dalam kehidupan modern saat ini.
Di Indonesia, diperkirakan setiap
tahun terjadi 500.000 penduduk terkena serangan stroke, sekitar 2,5% atau
125.000 orang meninggal, dan sisanya cacat ringan maupun berat.
Stroke ada dua macam, yaitu ischemic
stroke dan hemorrhagic stroke. Ischemic stroke merupakan jenis
stroke yang lebih banyak terjadi. Ischemic stroke terjadi jika aliran darah ke
otak terhambat atau tersumbat.
Penyebab utama ischemic stroke adalah terjadinya kekakuan dan penyempitan pembuluh
darah karena zat-zat lemak bertumpuk di dinding pembuluh darah. Penyempitan
pembuluh darah menuju sel-sel otak menyebabkan aliran darah dan pasokan nutrisi
ke otak berkurang.
Selain itu, endapan zat-zat lemak
tersebut dapat terlepas dalam bentuk gumpalan-gumpalan kecil yang suatu saat dapat menyumbat aliran darah ke otak, sehingga
sel-sel otak kekurangan oksigen dan nutrisi.
Sementara itu, hemorrhagic stroke adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya
pembuluh darah di otak, sehingga terjadi pendarahan otak. Umumnya, hemorrhagic
stroke terjadi karena tekanan darah yang terlalu tinggi. Hampir 70% kasus hemorrhagic stroke terjadi pada
penderita hipertensi (tekanan darah tinggi). Hipertensi menyebabkan tekanan
yang lebih besar pada dinding pembuluh darah, sehingga dinding pembuluh darah
menjadi lemah, dan pembuluh darah rentan pecah.
Hemorrhagic
stroke juga dapat terjadi pada orang bukan penderita hipertensi. Pada kasus
seperti ini, biasanya, pembuluh darah pecah akibat terjadi lonjakan tekanan
darah secara tiba-tiba karena sebab tertentu, misalnya makanan atau faktor
emosional. Pecahnya pembuluh darah di suatu tempat di otak dapat menyebabkan
sel-sel otak yang seharusnya mendapat pasokan oksigen dan nutrisi yang dibawa
melalui pembuluh darah tersebut menjadi kekurangan nutrisi, akhirnya mati.
Darah yang menyembur dari pembuluh darah yang pecah dapat merusak sel-sel otak
yang ada di sekitarnya.
Hemorrhagic
stroke juga dapat terjadi pada orang bukan penderita hipertensi. Pada kasus
seperti ini, biasanya, pembuluh darah pecah akibat terjadi lonjakan tekanan
darah secara tiba-tiba karena sebab tertentu, misalnya makanan atau faktor
emosional.
Walaupun terjadi lebih jarang dari ischemic stroke, hanya 20% persen dari
kasus stroke yang terjadi, namun hemorrhagic
stroke lebih serius tingkat bahayanya dibandingkan ischemic stroke.
Para
ahli kesehatan meyakini, ada hubungan antara risiko stroke dengan faktor
keturunan, walaupun tidak secara langsung. Pada keluarga yang sejumlah
anggotanya menderita stroke, kewaspadaan terhadap faktor-faktor yang dapat
menyebabkan stroke harus lebih ditingkatkan. Namun demikian, stroke bukan merupakan penyakit keturunan.
Banyaknya kasus stroke dalam
keluarga Anda mungkin lebih disebabkan faktor pola makan, gaya hidup, dan watak yang hampir sama.
Makanan yang mengandung santan, asal tidak berlebihan, sebetulnya tidak
berbahaya. Namun, jika setiap hari mengonsumsi makanan berlemak, terutama lemak
hewani dalam jumlah yang berlebihan, apalagi kurang makan sayur dan buah-buahan
segar, tentu akan meningkatkan risiko stroke. Cepat marah, panik, dan stres,
apalagi perokok, kurang olah raga, berat badan berlebih, dan kurang tidur akan
melipat gandakan kemungkinan Anda terkena stroke.
Hingga saat ini, data penelitian
mengenai pengobatan stroke masih belum memuaskan, walaupun telah banyak yang
dicapai. Hasil akhir pengobatan, kalau tidak meninggal, hampir selalu
meninggalkan kecacatan. Agaknya, pengobatan awal/dini serta pencegahan sangat
bermanfaat, akan tetapi harus disertai dengan pengenalan dan pemahaman stroke
bagi semua lapisan dan komunitas dalam masyarakat.
Pada tingkat awal, masyarakat,
keluarga, dan setiap orang harus memperoleh informasi dengan jelas dan
meyakinkan tentang stroke. Hal ini penting dilakukan agar semua orang mempunyai
kewaspadaan yang tinggi terhadap bahaya serangan stroke. Stroke adalah serangan
otak yang secara sederhana dapat diketahui melalui lima tanda utama. Berikut kelima tanda
serangan stroke tersebut.
1.
Rasa bebal atau mati mendadak atau kehilangan rasa dan
lemas pada muka, tangan atau kaki, terutama pada satu bagian tubuh saja.
2.
Rasa bingung yang mendadak, sulit bicara atau sulit
mengerti.
3.
Satu mata atau kedua mata mendadak kabur.
4.
Mendadak sukar berjalan, terhuyung, dan kehilangan
keseimbangan.
5.
Mendadak merasa pusing dan sakit kepala, tanpa
diketahui penyebabnya.
Selain itu, harus dijelaskan pula
kepada masyarakat mengenai kemungkinan munculnya tanda-tanda ikutan yang bisa
timbul, dan harus mereka diwaspadai. Berikut adalah tanda-tanda ikutan yang
bisa saja timbul pada penderita stroke.
1.
Rasa mual, panas, dan sangat sering muntah-muntah.
2.
Pingsan mendadak, atau merasa hilang kesadaran secara
mendadak.
Untuk menghindari serangan
stroke, seseorang bisa melakukan berbagai tindakan pencegahan, termasuk
membiasakan diri menjalani gaya
hidup yang sehat. Bagi Anda yang banyak minum air
putih dan pola hidup yang sehat, secara otomatis akan terhindar dari serangan
stroke. Tetapi, bagi Anda yang terserang penyakit stroke dengan berbagai gejala
yang telah disebutkan sebelumnya, Anda bisa melakukan terapi dengan air hangat.
Dasar utama penggunaan air hangat untuk pengobatan adalah efek hydrostatic
dan hydrodynamic. Sebagaimana dituturkan oleh seorang spesialis
rehabilitasi medis dari Klinik Dharma Daya Lestari, Jakarta, Peni Kusumastuti, bahwa penyembuhan
terhadap stroke tidak semudah membalikkan telapak tangan. Butuh kesadaran dan
kedisiplinan. Salah satu terapi yang dapat
memulihkan otot dan sendi yang kaku adalah hydrotherapy.
Hydrotherapy merupakan salah satu bentuk terapi latihan dengan menggunakan modalitas air hangat. Therapeutical
pool adalah terapi latihan di kolam bagi si penderita. Terapi ini merupakan
salah satu metode terapi penyembuhan terhadap penyakit persendian yang kaku
akibat stroke.
Secara ilmiah, air hangat mempunyai beberapa dampak fisiologis
bagi tubuh. Pertama, air hangat berdampak pada pembuluh darah. Hangatnya
air membuat sirkulasi darah menjadi lancar. Kedua,
faktor pembebanan di dalam air akan
menguatkan otot-otot dan ligament yang mempengaruhi sendi-sendi tubuh. Bagi
Anda yang menderita penyakit encok dan rematik, terapi dengan air hangat sangat
baik untuk penyembuhan penyakit tersebut.
Ketiga, latihan di dalam air berdampak positif terhadap otot jantung dan
paru-paru. Latihan di dalam air membuat
sirkulasi pernapasan menjadi lebih baik. Efek
hydrostatic dan hydrodynamic pada
terapi ini juga membantu menopang berat
badan saat latihan jalan kaki.
Latihan
di dalam air berdampak positif terhadap otot
jantung dan paru-paru. Latihan di dalam air
membuat sirkulasi pernapasan menjadi lebih baik. Efek hydrostatic dan
hydrodynamic pada Hydrotherapy membantu menopang berat badan saat latihan jalan
kaki.
Selain stroke, kelumpuhan juga
merupakan penyebab tidak lancarnya sirkulasi darah dalam tubuh. Walaupun tidak
menyebabkan kematian seperti stoke, tetapi kelumpuhan bukanlah penyakit yang
ringan. Bagaimanapun, kelumpuhan akan sangat mengganggu aktivitas kita karena
kita tidak bisa berjalan sama sekali.
Akan tetapi, dengan melakukan
terapi air hangat, secara perlahan, kelumpuhan dapat disembuhkan. Hal tersebut pernah dialami Pak Rusdi, 40 tahun, seorang pegawai di salah
satu perusahaan swasta di Jakarta.
Pada pertengahan tahun 1995, tubuhnya mendadak lemas dan tidak mampu
digerakkan. Menurut dokter, ia terkena serangan virus pada pangkal susunan
saraf tulang belakang.
Selama dua minggu, ia menginap di rumah sakit. Serangkaian
pengobatan virus diharapkan dapat mengusir virus yang mengeram di tulangnya.
Tapi sayang, tubuhnya belum bisa digerakkan. Atas saran keluarga dan
kenalannya, Pak Rusdi melakukan terapi air hangat.
Pak Rusdi menjalani fisioterapi dengan pemijatan dan
latihan gerak dalam kolam air panas. Tiga minggu kemudian, kondisinya kian
membaik. Ia sudah mulai dapat berdiri, kendati baru di dalam kolam. Sedikit
demi sedikit air tersebut dikurangi, sampai bisa berjalan tanpa menggunakan
air. Dan, selama 3 bulan menjalankan terapi air hangat, Pak Rusdi dapat
berjalan di atas tanah, walaupun masih agak tertatih-tatih (belum berjalan
secara normal). Setelah menjalani terapi selama 6 bulan, Pak Rusdi dapat
berjalan dengan baik seperti semula.
Itulah salah satu contoh kelumpuhan yang dialami oleh Pak
Rusdi, sehingga harus menginap di rumah sakit selama dua minggu. Tetapi,
setelah melakukan terapi air hangat, akhirnya ia dapat berjalan lagi.
Selain itu, air hangat memiliki efek panas dan efek kimia.
Efek panas pada air dapat menyebabkan pelebaran pembuluh darah, meningkatkan
sirkulasi darah, dan oksigenisasi jaringan, sehingga dapat mencegah kekakuan
otot, menghilangkan rasa nyeri, menenangkan, dan relaksasi.
Sedangkan efek kimia yang berupa ion-ion—terutama khlor,
magnesium, hidrogen karbonat, dan sulfat—menyebabkan pelebaran pembuluh darah
sehingga meningkatkan sirkulasi darah. Efek tersebut mirip dengan gelembung CO2
bebas yang terkumpul pada permukaan kulit. Beberapa elemen kecil, seperti flour,
yodium, dan besi yang diserap oleh kulit selama berendam mampu
mempengaruhi keasaman (pH) kulit.
Daftar pustakanya darimana yah? Terimakasih
BalasHapusTerimakasih atas informasinya, sangat bermanfaat sekali.
BalasHapusMari sharring dan berbagi mengenai penyakit stroke dan cara pengobatannya secara alami melalui blog kesehatan ini >> http://alwi.my.id/